Piala FA: Liverpool vs Blackburn Rovers

Liverpool ingin melanjutkan tren positif mereka, tapi Blackburn cukup yakin bisa memberi kejutan di perempat-final Piala FA, Minggu (8/3), di Anfield.

Liverpool berniat untuk mereplika performa apik Liga Primer Inggris dalam laga kontra Blackburn Rovers, Minggu (8/3), saat kedua klub bertemu di babak perempat-final Piala FA. The Reds melakoni rentetan gemilang di Anfield setelah mengalahkan Manchester City dan Burnley secara beruntun.
Siaran Langsung
Minggu, 8 Maret 2015
23:00 WIB


Laskar Anfield memang sedang berada di atas angin dan menerima banyak pujian. Namun, Rodgers berharap timnya tidak besar kepala dan mampu tampil meyakinkan karena sang manajer menargetkan Piala FA.
"Kami telah menegaskan intensi kami di kompetisi ini, tentu saja mencapai final dan memenangkannya," ujar Rodgers saat sesi latihan di Melwood. "Untuk melakukannya, kami harus mengalahkan banyak tim dengan gaya bermain yang berbeda. Blackburn akan datang dan membuat kami kesulitan."
"Kami akan memberi mereka perlakuan yang sama seperti yang kami berikan pada Manchester City dan tim lainnya. Di Piala FA, kami telah memberikan segalanya untuk memenangkan trofi, sembari mencoba untuk finis di empat besar."
Steven Gerrard bakal dibawa ke Anfield dan bisa memulai laga dari bangku cadangan setelah pulih dari cedera hamstring. Mamadou Sakho juga bakal terlibat, tapi Rodgers masih belum mau mengubah tim yang sudah menyatu dalam beberapa pekan terakhir.
Henderson bakal bersinar lagi di Anfield.
Blackburn bakal bermain tanpa Josh King, penyerang andalan mereka, karena masih mengalami cedera hamstring.
Sebagai solusinya, Rudy Gestede akan diandalkan setelah tak dimainkan dalam kemenangan 2-1 Rovers atas Sheffield Wednesday. Kemenangan tersebut adalah kemenangan pertama Rovers dalam lima laga terakhir.
Adapun, setelah berhasil mengalahkan Swansea City dan Stoke City, Gary Bowyer mendapat kepercayaan diri bakal membuat kejutan di Merseyside.
 KEMUNGKINAN LINE-UP
LIVERPOOL
Mignolet;
Can, Skrtel, Lovren;
Lallana, Henderson, Allen, Moreno;
Sterling, Sturridge, Coutinho
BLACKBURN ROVERS
  
Steele, H
enley, Henry, Kilgallon, Spurr,
Taylor, Williamson, Spearing, Marshall,
Rhodes, Gestede

AC Milan harus menemui Hellas Verona yang tengah bangkit

Belum juga menemukan konsistensi, AC Milan harus menemui Hellas Verona yang tengah bangkit, pada lanjutan Serie A Italia giornata 26, Minggu (8/3) dini hari WIB.


Belum juga menemukan konsistensi, AC Milan harus menemui Hellas Veronayang tengah bangkit, pada lanjutan Serie A Italia giornata 26, Minggu (8/3) dini hari WIB.

Milan kini sudah jauh keluar dari target awal musim untuk lolos ke Liga Champions musim depan. Mereka kini terjerembab di peringkat sepuluh klasemen sementara, dengan terpaut 11 poin dari Napoli yang duduk di pos ketiga, batas akhir zona Liga Champions.

Masalah utama I Rossonerri musim ini tak diragukan lagi terletak pada konsistensi. Mereka tak pernah bisa seimbang antara dua lini krusial, yakini lini belakang dan lini depan. Ketika lini depan bermain bagus, lini belakang malah kerap melakukan blunder. Sebaliknya, kala lini belakang kokoh menghadang lawan, lini depan malah mandul di depan jala lawan.

Pernyataan yang disebut terakhir terjadi pekan lalu, saat tim asuhan Filippo Inzaghi harus puas bermain imbang kacamata di markas Chievo Verona, meski menguasai permainan dengan persentase 64 persen. Entah itu Giampaolo Pazzini, Alessio Cerci, hingga Mattia Destro, mereka semua seakan kehilangan taring di depan gawang.

"Menyedihkan melihat bagaimana kami tak mampu menyelesaikan setiap peluang yang sudah susah payah dibangun. Namun kami bermain cukup apik dan harus terus melaju, tanpa pernah mengeluh," tutur Inzaghi menanggapi kritikan terhadap timnya.

Jelang pertandingan, Milan bisa turun dengan kekuatan terbaiknya. Dengan begitu selayaknyalah performa terbaik juga bisa ditampilkan. Tanggung jawab besar juga harus diemban sang ujung tombak, Destro, untuk tampil lebih terengginas di kotak penalti lawan.

                                            Destro harus lebih tajam di depan gawang

Sementara Verona akhirnya bisa bangkit dari keterpurukan, menilik hasil dalam dua laga terakhir. Setelah kalah di empat partai beruntun, dua pekan lalu Il Gialloblu sukses menahan tim kuat, AS Roma, lewat skor 1-1. Pekan lalu, mereka bahkan mampu menorehkan kemenangan kedua di sepanjang 2015, dengan menundukkan Cagliari 2-1.

Torehan itu jelas menebalkan motivasi dan kepercayaan diri Verona, jelang lawatannya ke San Siro. Mereka bahkan diunggulkan untuk mencuri barang hanya satu poin dari Milan. Namun begitu sang pelatih,Andrea Mandorlini, tak mau terlena dan jemawa. Ia tetap menaruh waspada tinggi dan menganggap Il Diavolo yang tengah melempem, sebagai salah satu mimpi buruk lawan.
"Mereka tidak sedang dalam periode hebat, tapi mereka tetaplah Milan. Mereka bermain di kandang, mereka akan melakukan segalanya untuk menang, tapi kami harus meraih poin dalam perjuangan kami menghindari turun kasta. Milan tetaplah Milan, mereka mungkin tidak sedang dalam periode bagus, tapi mereka memiliki pemain-pemain hebat yang bisa selalu menentukan sebuah laga," tutur Mandorlini jelang laga.

Sisi positif lain dari Verona jelang bentrokan adalah tidak adanya penggawa andalan yang harus absen karena skorsing atau cedera. Mereka akan turun dengan kekuatan penuh dan menggantungkan harapan lebih pada striker 37 tahun, Luca Toni. Juara Piala Dunia 2006 ini sedang on fire, dengan sudah mencetak sepuluh gol di Serie A.
Ketajaman Toni jadi ancaman nyata lini pertahanan Milan. Dirinya berpeluang besar kembali jadi protagonis Verona, dalam usaha mencuri poin di San Siro dini hari nanti.

KEMUNGKINAN LINE-UP

AC MILAN

Lopez
Bonera, Alex, Paletta, Antonelli
Poli, Van Ginkel, Bonaventura
Cerci, Destro, Menez 
HELLAS VERONA
  
    Benussi
Pisano, Moras, Marquez, Agostini
Sala, Tachtsidis, Hallfredsson
Juanito, Toni, Jankovic


Sejarah Bola Hari Ini: Runtuhnya Rekor Dunia Real Madrid

Lebih dari delapan tahun tak terkalahkan di Santiago Bernabeu, rekor kandang El Real akhirnya runtuh di kaki rival sekotanya sendiri.

Tepat setengah abad silam, rekor fenomenal Real Madrid yang tidak terkalahkan di kandang sendiri selama lebih dari delapan tahun akhirnya kandas juga.

Ini menyakitkan bagi Los Merengues lantaran yang menyudahi streak mereka tak lain adalah tim rival sekota, Atletico Madrid, yang mencuri keunggulan minimalis 1-0.
  
REKOR TAK TERKALAHKAN TERLAMA DI KANDANG
121Real Madrid (Spanyol) 1957-1965
112Steaua Bucuresti (Rumania) 1989-1996
96Red Star Belgrade (Serbia) 1998-2004
93PSV Eindhoven (Belanda) 1983-89
92FC Nantes (Prancis) 1976-1981
91Cobreloa (Cili) 1979-1985
Menariknya, tinta emas yang diukir Madrid di Santiago Bernabeu juga dimulai setelah mereka dipaksa tunduk oleh Atleti. Pada 3 Februari 1957, gol-gol Joaquin Peiro dan Miguel Fife dalam rentang tiga menit di babak pertama (28' dan 31') menghadirkan kekalahan 2-0 untuk El Real di hadapan publik sendiri.

Si Putih mengamuk setelah itu. Dalam 121 partai selanjutnya di Bernabeu, Madrid bersih dari kekalahan! Torehan mengagumkan itu hingga kini masih bertahan sebagai rekor dunia untuk unbeaten streak terpanjang di sebuah liga domestik.

Usai dibekap Atleti, Madrid sukses mengalahkan Barcelona 1-0, Valencia 2-0, dan Celta Vigo 4-1 untuk menuntaskan kampanye 1956/57 di pucuk klasemen dan merengkuh trofi juara La Liga kelima sepanjang sejarah klub.

Superioritas El Real di kandang terus berlanjut hingga melewati tujuh musim penuh, dan terasa semakin dahsyat bila menilik fakta bahwa mereka hanya tertahan imbang sembilan kali, oleh delapan tim berbeda. Satu-satunya klub yang mampu membawa pulang dua hasil seri dari Bernabeu dalam periode itu adalah Sevilla, dengan skor identik 1-1 pada 2 Oktober 1960 dan 12 April 1964.

Kokohnya Bernabeu sebagai benteng angker bagi tim tamu membantu Madrid mendulang tambahan lima titel liga, dengan kemenangan terbesar dalam jangka waktu tersebut dibukukan melawan Las Pasmas dengan kedudukan 10-1 pada 4 Januari 1959 serta Elche, lewat skor 11-2 pada 7 Februari 1960.

Adapun sukses Atleti mengandaskan rekor berkat sumbangan gol tunggal Jorge Mendonca pada seperempat jam akhir tidak cukup untuk menggagalkan Madrid mencaplok status el campeon ke-11 sepanjang sejarah.

Madrid tetap finis pertama pada klasemen akhir La Liga 1964/65, namun setidaknya Atleti juga tidak menuntaskan musim tanpa gelar. Los Rojiblancos mengklaim trofi Copa del Rey setelah mengalahkan Real Zaragoza 1-0 di final.

OLEH   DEDE SUGITA     Ikuti di twitter

    Sponsor

    Bikin Toko Online? Disini Aja!